Entri Populer

Rabu, 10 Agustus 2011


TUGAS MATA KULIAH EKSPR. TULIS II
ARTIKEL
BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA RESMI INDONESIA
Dosen pengampu : Mulyono,S.Pd

Di sususn untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekspr. Tulis II
Nama : Nasrudin
Nim : 09003294
Kelas : E
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA AHMAD DAHLAN
2011
Permasalahan pola pengajaran Bahasa Indonesia pada sekolah dasar
Guru Bahasa Indonesia yang merupakan ujung tombak pengajar bahasa yang baik dan benar dalam proses belajar mengajar (PBM), masih berkutat pada aspek teoritis, bukan aspek kemampuan berbahasa siswa.”Kalau ini terus akan menyebabkan kekacauan berbahasa mereka ke depan. Sebab yang akan banyak berintekasi dan menularkan Bahasa Indonesia dalam masyarakat adalah generasi ini nantinya,” kata Kabid Pembinaan Bahasa Depdiknas, Mustakim
Menurut Mustakim, ke depan perlu dilakukan pembenahan kurikulum dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Kurikulum sekolah yang dirancang harus mengarah pada aspek peningkatan kemampuan siswa berkomunikasi. Sehingga saat tamat nantinya, siswa sekolah dasar memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar dan dapat meneruskan kejenjang yang lebih tinggi. Ia juga menyentil penggunaan Bahasa Indonesia oleh sebagian pejabat, intelektual, dan tokoh masyarakat, yang disisipi dengan bahasa asing. Mestinya sebagai orang-orang yang menjadi suri tauladan, mereka harus memberikan contoh yang baik dan benar tentang tata cara berbahasa.
Perkembangan bahasa di Indonesia saat ini sangat pesat, karena banyaknya gaya bahasa yang digunakan para anak muda khususnya bahasa bahasa yang berkombinasi dengan bahasa asing biasa disebut bahasa gaul. Bahasa itu berkesinambungan dalam aspek ucapan maupun tulisan, hal yang paling pokok dalam memahami bahasa adalah mengerti dan memahami bahasa yang sedang kita gunakan, khususnya bahasa daerah yang telah banyak bercampur baur dengan bahasa Indonesia, jika kita tidak mau tahu tentang bahasa itu sendiri maka akan menimbulkan perselisihan.
Pengajaran bahasa Indonesia yang ada saat ini telah memicu pada suatu aspek yang bertentangan dengan system yang ada dalam sekolah dasar khususnya dalam penggunaannya, seperti halnya bahasa bahasa yang digunakan dalam masyarakat telah banyak yang keluar dari kaidah bahasa yang berpedoman pada bahasa yang baik dan benar. Guru memegang peran penting dalam pengajaran atau proses belajar mengajar di kelas. Artinya, pada gurulah tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif, dan kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Mustakim teringat sewaktu pemberian nama Minangkabau Internasional Airport (MIA) dulu. Beruntung setelah diingatkan Pusat Bahasa, Pemprov Sumbar bersedia mengganti namanya menjadi Bandara Internasional Minangkabau (BIM). “Ini yang harus ditiru, bahwasanya kita harus menempatkan Bahasa Indonesia terlebih dahulu, baru bahasa asing,” jelasnya. Hal yang sama juga dikatakan Pembantu Rektor I UNP, Prof Dr Phill Yanuar Kiram.
Menurutnya, pemuda-pemuda Indonesia pada kongres pemuda tanggal 28 Oktober 1928, memiliki dasar kuat menempatkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu butir kesepakatan. Sayangnya, dalam undang-undang, malah Bahasa Indonesia tidak diartikan secara eksplisit dan jelas, tapi masih ambivalen. “Saya rasa bangsa kita belum bisa menempatkan Bahasa Indonesia pada tempat yang utama, sebagai mana titah yang diberikan oleh pemuda dalam sumpah pemuda tahun 1928. Padahal selain budaya, seni, dan keterampilan, bahasa juga merupakan penunjuk diri dan martabat bangsa,” tegasnya. Dekan FBSS UNP Drs Rusdi MA PhD
Beberapa faktor yang menurut saya menjadi penyebab permasalahan dalam pengajaran Bahasa Indonesia yaitu:
1. Guru sebagai pengajar kurang memahami teori teori yang ada pada saat ini dan kurangnya penelitian tentang kebahasaan dalam pengajaran.
2. Siswa terlalu menganggap remeh mata pelajaran bahasa Indonesia, sehingga menimbulkan sifat acuh tak acuh dalam diri siswa
3. Metode yang digunakan terlalu berbelit belit sehingga siswa sulit memahami secara menyeluruh.
Saat ini penerapan pengajaran bahasa Indonesia sudah sangat sulit untuk dipahami karena banyaknya metode metode yang digunakan terlalu membingungkan bagi siswa, guru sudah sepantasnya memberikan pengajaran yang praktis dan berpedoman pada metode-metode yang efektif untuk meningkatkan kualitas siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia secara baik dan benar. Guru sebagai mediator harus mempunyai kredibilitas sebagai pendidik dalam mengatur tingkat kemampuan siswa, dan memberikan pengajaran yang baik dalam memahami masalah masalah bahasa Indonesia yang ada pada limgkungan masyarakat
Sumber : Padang Ekspres edisi Selasa / 14 Oktober 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar